Senin, 29 Maret 2010

PAPUA MEMANG KAYA AKAN

HASIL BUMI

Kami orang asli Papua sendiri dulunya tidak pernah sada dan menyadari kalau Pulau yang kami tinggal itu sangat kaya. Kekayaan alam kami itu berupa; kekayaan laut, Kekayaan hutan dan kekayaan isi bumi. Kami sadar dan tau kalau pulau kami sagat kaya setelah ada orang asing (orang Belanda dan orang Indonesia) yang masuk kepulau Papua, dengan tujuan mencari rempah-rempah. Setelah orang-orang asing ini masuk dan melihat pulau Papua mereka terheran-heran dan terkagum-kagum kalau memang Pulau Papua merupakan sebuah surga yang tertinggal dimuka bumi hingga sekarang, sampai-sampai pulau ini menjadi rebutan oleh orang-orang asing tersebut. Sesuai dengan perkembangan Zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan maka, kami orang asli Papua dengan sendirinya sadar dan tau kalau Pulau yang kami tinggal ini sangat kaya


Mau tau kekayaanya…………?

Mulai dari Iklim; bahwa Papua itu berada di daerah beriklim tropis. Pengaruh dari kondisi iklim ini lah yang kemungkinan sangat berpengaruh dengan kondisi tanah, dimana kondisi tanah di Pulau Papua sangat subur sehingga sangat cocok untuk ditanami segala jenis tanaman. Hutan Papua berisikan ribuan macam pepohonan, bunga-bunga, dan rotan. Hutan Papua juga menyimpan berbagai macam misteri dan jenis obat-obatan herbal yang berasal dari dedaunan, kayu dan rotan.

Kemudian Kekayaan alam laut Papua berisikan ribuan berbagai macam jenis ikan, terumbu, mutiara dan masih banyak lagi kekayaan alam lainnya. Selain itu untuk tempat berwisata, Pulau Papua juga memiliki tempat-tempat yang sangat indah untuk dijadikan sebagai tempat berwisata baik didaerah Laut (menyelam), Pinggiran pantai, daerah sungai, danau dan daerah pegunungan yang semua indah dan tertata rapi secara alamiah.


Foto kenikmatan senja sore dia sekitar daerah Danau Sentani (difoto dari daerah Yoka)


Pembahasan singkat diatas semuanya merupakan kekayaan alam yang bisa diamati secara langsung dan diketahui oleh semua orang karena tersingkap dan teramati di permukaan bumi. Bagaimana dengan kekayaan alam yang satu ini, yang bisa dapat merubah hajat hidup orang banyak yaitu sektor pertambangan. Kekayaan tambang yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Papua adalah Bahan Tambang Emas dan Minyak bumi, namun bagaimana dengan bahan tambang lain seperti nikel, bijih besi, batubara dll.


Benar Tidak Papua itu Kaya dengan hasil alam…………………?

Ya mungkin benar sekali…….!!. Kekayaan alam Papua ini mungkin disebabkan oleh faktor kondisi tektonik Papua yang sangat unik.

Sejarah Singkat Pembentukan Pulau Papua……….!!!!.

Dalam ketektonikan regional nama Pulau Papua dikenal sebagai nama Papua Nugini (bukan nama negara) adalah dulunya merupakan bagian utara dari daratan Ustralia yang dipisahkan oleh daratan laut pinggiran benua. Selama Maza Paleozoikum, Papua Nugini baratdaya adalah daerah kraton. Mintakat orogenesa Paleozoikum Australia timur menerus ke Utara hingga Papua Nugini tengah, yang sebelumnya masih menerus jauh ke utara hingga pinggiran masa benua pasifik yang kini ditempati oleh Sumatra dan Semenanjung Malaya, yang bergerak menjauh selama Masa Mesozoikum tengah. Pada Masa Mesozoikum akhir dan Tersier awal ( ± 96 juta thn - 66,5 Juta thn lalu), bagian utara masa daratan Australia-Papua Nugini merupakan Paparan benua yang mantap (masih bersatu/tersambung). Namun pada Kala Eosen (54 jt thn-36 jt thn lalu) Australia dan Papua Nugini telah terpisahkan akibat pertemuan antara lempeng Autralia yang bergerak ke utara dan lempeng Pasifik yang bergerak ke Barat, sehingga Pulau Papua terpisahkan dari Antartika dan bergerak ke Utara hingga sekarang ( dikutip dari Tektonik of the Indonesia Region By WARREN HAMILTON1991).


Gambar seting tektonik pulau Papua


Sejarah singkat nama Nugini…….!!

Dulunya nama satu pulau Papua, mulai dari daerah kepala burung hingga daerah ekor (PNG), dinamakan sebagai “Guinea baru” yaitu mencakup keseluruhan pulau yang ada. Namun hingga sekarang sudah terbagi sehingga daerah Papua Nugini adalah separuh pulau bagian timur yang merupakan sebuah negara yang berdiri sendiri, kemudian separuh bagian barat adalah Guinea baru yang masuk wilayah Indonesia yang dinamakan, Irian barat, Irian Jaya (nama sebelumnya) dan nama sekarang yang sudah dibagi dalam bentuk 3 Provinsi yaitu Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya (menunggu SK pengesahan).

Pengaruh dari aktifitas tektonik tersebut lah yang sangat berperan dalam proses pembentukan hasil kekayaan alam Papua. Mulai dari bahan galian strategis (Golongan A) seperti Minyak dan gas bumi, kemudian bahan galian vital (Golongan B) seperti emas, tembaga dll dan bahan golongan C (Bhn galian industri) seperti batu kapur, marmer dll. Bukti kekayaan alam Papua yang sudah diketahui dan dilihat secara nyata hingga dikelola adalah berdirinya tambang logam Tembaga raksasa ( PT. FI) yang berada dibagian pegunungan tengah, yang juga sebagai tambang logam tembaga terbesar diwilayah asia tenggara, kemudian didaerah kepala burung hingga mendekati daerah leher ada sebuah perusahaan gas terbesar (BP) yang berop rasi juga hingga sekarang. Selain itu masih ada lagi daerah-daerah lain di tanah Papua yang memiliki hasil bumi beserta cadangannya tidak kalah menarik seperti kedua daerah tersebut yang sudah dikelola.


Cerita singkat tentang pengalaman saya……!!!

Saya adalah seorang Mahasiswa geologi di sebuah universitas swasta di Tanah Kelahiran Qu, tanah Papua angkatan 06. Ketika beberapa kali mengikuti kegiatan eksplorasi/survey yang berawal ketika saya masih duduk dibangku studi (STM kelas 2 Jayapura) hingga sekarang, saya melihat dan merasakan bahwa Tanah Qu Papua sangat kaya dan benar-benar kaya. Meskipun kekayaan alam Qu ini hanya setempat-setempat dan tidak merata, namun setidaknya tanah Qu ini sudah menghasilkan berbagai jenis bahan tambang yang hampir 75% tidak dimiliki oleh negara lain namun ada ditanah Qu, Tanah Papua. Foto-foto dibawah ini merupakan foto pribadi dan foto dari beberapa senior geologist saya yang kami ambil berdasarkan hasil eksplorasi/survey dilapangan (Tanah Qu Papua).

Emas

Emas/ gold (Au) di Papua ada yang terbentuk secara primer dan sekunder. Untuk emas yang terbentuk secara sekunder pada masa sekarang ramai sekali ditambang dan dikelola secara tradisional (dulang) oleh masyarakat Papua. Terutama didaerah Nabire, Daerah bagian penungan tengah dan daerah Jayapura.

Foto aktifitas pendulangan yang dilakukan oleh salah seorang mama di S. Nabire, Nabire Papua.


Sedangkan untuk tambang emas Primer di daerah Papua, hanya satu daerah saja yang sudah di tambang yaitu PT. FI, sedangkan beberapa daerah lainya masih dalam tahap eksplorasi dan belum memasuki tahap peningkatan eksploitasi. Endapan emas primer yang terbentuk ditanah Papua dalam berbagai tipe Seperti skarn, Endapan porfiri (sekarang di tambang PT. FI) dan tipe endapan Orogenik. Kemungkin ada juga tipe-tipe endapan lain di tanah Papua yang belum saya ketahui, karena saya masih berstatus Mahasiswa dan Junior Geologist.


Foto Urat vein yang mengandung mineralisasi (Au) pada sebuah bukit kecil disekitar daerah Jayapura Papua (tipe endapan orogenik).


Foto ini tentang bagaimana kami mencari sumber/asal dari mineral Emas yang di dulang disepanjang sungai (float-float), sehingga dilakukan Tracing sepanjang sungai ke arah hulu sungai untuk mencari sumber batuan yang mengandung mineralisasi (outcrop).



Batubara

Hampir semua cekungan yang pernah terbentuk di tanah Papua terisi oleh jebakan batubara, minyak bumi dan gas. Untuk batubara di Papua, banyak yang sudah dilirik oleh para investor asing, namun hingga kini belum ditingkatkan ke tahap eksploitasi karena persoalan kadar yang terlalu rendah, kandungan belerang yang tinggi dan faktor tektonik yang menyebabkan sehingga banyak batu bara yang penyebaraanya tidak merata dan terlipat dalam bentuk Sinklin sehingga soilya sangat tebal.


Pengukuran batu bara didaerah Aifat kab. Maybrat Provinsi Papua Barat Daya (dikutip dari foto Senior Vinchen. B ).

Saya sendiri juga pernah ikut dalam kegiatan survey batubara didaerah Nabire (daerah leher burung pulau Papua), namun saya tidak sempat mengabadikan foto-fotonya berhubung kamera yang terganggu sehingga waktu itu gambarnya hanya di sketsa.


Pasir Besi

Pasir besi di Papua hampir ada disemua tempat, namun mungkin cadangan dan sebaranya yang tidak terlalu meluas. Namun yang pernah saya dengan hingga ke telinga saya yaitu di daerah Sarmi dekat pantai timur, pernah di lakukan kegiatan eksplorasi dan itu dilakukan oleh senior geologist (Kaka Tingkat) saya. Untuk keseharian didaerah Jayapura pasir besi bisa dijumpai di segala tempat, persoalan ini dipengaruhi oleh adanya batuan ultra mafik yang kaya akan unsur besi yang tersebar mengelilingi daerah Jayapura.


Foto pasir besi ( Kab. Jayapura Papua)


Foto pasir besi setelah dilakukan pendulangan ( Kab. Jayapura Papua).


Nikel

Mungkin kata-kata ini lah yang boleh diberikan untuk bahan tambang satu ini, seking kayanya Papua sehingga bahan tambang lain yang juga memiliki nilai ekonomis tinggi jika dikelola di abaikan begitu saja dan di jadikan sebagai lokasi bangunan. Persoalan ini disebabkan munkin karena dulu penempatan kota tidak memperhitungkan data geologi atau bagaimana belum diketahui secara pasti………………..???

Lihat saja ibu kota Provinsi Papua yaitu Jayapura, mulai dari daerah Pasir 6, Angkasa, Dok V (lima), Mandala, Bayangkara hingga ke Dok Dua, kemudian lanjut dari daerah Kantor Walikota Jayapura, Daerah Buper Waena dan Kantor Bupati Sentani, semuanya merupakan lokasi dijumpainya Nikel (garnierite), namun lokasi ini tidak tambang namun dijadikan sebagai lokasi pemukiman, pertokoan dan kantor.


Foto bagian atas dari zona saprolit (lingkaran merah) yaitu zona limonit merupakan ciri khas pada lapisan bahan galian nikel yang tidak dimanfaatkan, namun dijadikan sebagai lokasi bangunan didaerah Buper Waena (Kota Jayapura Papua).


Foto lokasi hamparan bentuk morfologi perbukitan yang disusun oleh bahan tambang nikel


Untuk masa sekarang Nikel yang di daerah Jayapura sudah tidak mungkin di kelola/tambang karena persoalan lingkungan hidup, tetapi seandainya dulu perencanaan kotanya memperhatikan aspek geologi mungkin Kota Jayapura bisa dibangun didaerah Koya dan Arso yang topografinya datar, sehingga kemungkinan daerah yang mengandung nikel ini sudah ditambang. Selain di daerah Jayapura masih banyak daerah-daerah lain di Papua yang mengandung bahan tambang Nikel.

Mungkin ini sebagai salah satu bukti untuk semua kabupaten pemekaran yang baru terbentuk di tanah Papua, untuk memperhatikan data penelitian orang geologi dan jangan disepelehkan, sebab data orang geologi itu tidah hanya mengenai bahan tambang, tetapi juga mencakup daerah rawan bencana seperti tanah longsor, jalur gempa dll.

Ini adalah sebagian kecil foto-foto bahan tambang yang saya jumpai di tanah Papua, namun masih banyak lagi bahan tambang lain yang tersebar hampir diseluruh tanah Papua yang mungkin sudah diketahui oleh para senior geologist yang malang melintang ditanah Papua.


Ingat-Ingat…………………..!!!!!

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa; kekayaan alam Papua sebagian besar terbentuk akibatk aktifitas tektonik, dengan demikian sehingga tidak jarang dan sangat tidak salah kalau Papua merupakan daerah jalur gempa dan daerah yang sering mengalami aktifitas tektonik berupa gempa bumi. Apalagi menurut hasil penelitian bahwa, akibat pertemuan lempeng yang berpengaruh terhadap pembentukan daerah pegunungan tengah dan pengaruh pergerakan lempeng yang terus terjadi 7,5 cm/thn, membuat sehingga daerah pegunungan tengah terus mengalami peninggian hingga sekarang.


Dengan demikian sehingga disarankan kepada pemerintah dalam hal ini dinas terkait untuk terus melakukan kerjasama dengan pihak asing, agar terus bisa melakukan pemantauan terhadap pergerakan tersebut. Karena sewaktu-waktu pergerakan tersebut bisa macet/stop, sehingga pada saat kembali bergerak bisa melepas energi dalam skala besar yang berpotensi gempa bumi darat yang berskala besar. Apa lagi daerah pegunungan tengah merupakan daerah yang pas berada ditengah badan Pulau Papua.


Ucapan Terimakasih..............

Semua teman-teman angkatan yaitu;

Rendi Longe, Dedy Sappa, Christ M. Loupatty, Iryanto Rumbewas, Ishak Samuel Mulu, Kristan Y. Pangemanan, Ifan Ohe, Diana Werbabkay, Meki Pikey, Elson Medodga, Novian Kula, Salmon Tablaserai dan Frans Mangge.